Selasa, 10 Juni 2014

BAB 7 PERUBAHAN SOSIAL


A. Definisi Perubahan Sosial

     Perubahan sosial adalah suatu perubahan dalam struktur sosial, pola-pola perilaku, sistem interaksi sosial, termasuk perubahan norma, nilai, dan realitas sosial masyarakat, baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Lauer, terdapat dua teori utama dalam perubahan sosial, yaitu:
  • Teori siklus: melihat perubahan sosial menyerupai spiral, artinya perubahan membutuhkan proses yang berulang-ulang.
  • Teori perkembangan: melihat perubahan akan berkembang menuju suatu titik tujuan tertentu. Teori  perkembangan linier ini terbagi lagi atas teori evolusi dan teori revolusi.

B. Proses Perubahan Sosial 

     Perubahan sosial dapat diketahui dengan memperhatikan beberapa ciri tertentu. Perubahan bisa terjadi pelan ataupun cepat, dan dapat dikatakan sebagai proses yang saling terkait karena antarsuatu lembaga dengan lainnya memiliki ketergantungan satu sama lain.
Perubahan pada satu lembaga akan berdampak pada perubahan lembaga lain.
Terdapat 3 tahap proses perubahan sosial:
  1. Invensi, yaitu proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan,
  2. Difusi, yaitu proses di mana ide-ide baru dikomunikasikan ke dalam sistem sosial,
  3. Konsekuensi, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi apabila pengadopsian atau penolakan ide baru itu memiliki akibat.
     Toffler menyebutkan bahwa perubahan kini sudah semakin menjadi hingga menggeser nilai, dan lembaga. Terjadinya oerubahan sosial akan disusul kemajuan budaya yang ada di setiap aspek kehidupan kita, seperti politik, sosial, budaya, serta ekonomi.


C. Bentuk Perubahan Sosial

1. Berdasarkan kecepatan berlangsungnya
  • Perubahan lambat (evolusi), yaitu perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit dan memerlukan waktu yang lama.
  • Perubahan cepat (revolusi), yaitu perubahan sosial dan budaya yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat.
2.  Berdasarkan ukuran perubahannya
  • Perubahan kecil, yaitu perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat.
  • Perubahan besar, yaitu perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya.
 3. Berdasarkan alasannya
  • Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan, yaitu perubahan yang direncanakan atau telah diprediksi sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubhan dalam masyarakat. Pihak yang melakukan perubahan disebut dengan pelaku perubahan (agent of change).
  • Perubahan cepat (revolusi), yaitu perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat. Dan akibatnya bisa menimbulkan dampak sosial uang tidak diharapkan oleh masyarakat.
4. Berdasarkan sifat perubahan
  • Perubahan struktural, yaitu perubahan yang sangat mendasar sehingga menyebabkan timbulnya reorganisasi masyarakat.
  • Perubahan proses, yaitu perubahan yang sifatnya tidak mendasar, bersifat penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.

D. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

     Faktor penyebab perubahan sosial dibedakan atas internal dan eksternal. Internal merupakan faktor penyebab dari dalam meliputi penemuan baru, berubahnya situasi kependudukan, terjadinya konflik dalam masyarakat, dan terjadinya pemberontakan (revolusi sosial). Sedangkan yang bersifat eksternal berasal dari luar masyarakat seperti perubahan lingkungan alam, peperangan dengan negara lain, dan pengaruh budaya asing melalui difusi, akulturasi, dan asimilasi.

     Soerjono Soekanto mengemukakan sejumlah faktor yang mendorong maupun menghambat perubahan sosial, sebagai berikut:

1. Faktor pendorong
  • sistem pendidikan yang maju
  • sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju
  • toleransi terhadap perubahan yang menyimpang
  • sistem terbuka dalam strata sosial
  • penduduk yang heterogen atau majemuk
  • ketidakpuasan masyarakat terhadap aspek tertentu dalam kehidupannya
  • disorganisasi dalam masyarakat
  • sikap mudah menerima hal-hal baru.
 2. Faktor penghambat
  • perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
  • setiap masyarakat memegang teguh nilai tradisi lama
  • keinginan atau kepentingan yang tertanam kuat (vested interest)
  • prasangka buruk terhadap suat hal baru
  • adanya rasa takut serta khawatir akan kemungkinan terjadinya kegoyahan dalam integritas budaya
  • kurangnya hubungan dengan masyarakat lain


E. Dampak perubahan sosial

Dampak positif,
  •  munculnya nilai dan norma baru yang lebih sesuai dengan tututan zaman
  • adanya struktur dan hubungan sosial baru yang lebih memperhatikan HAM
  • berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru yang lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan yang makin beragam
  • munculnya budaya ilmiah
  • kesadaran politik yang makin meninggi
  • meningkatnya penguasaan iptek
  • tingkat pendidikan formal semakin tinggi merata
  • berkembangnya industrialisasi yang mengakibatkan unculnya produktivitas dan nilai tambah yang signifikan
  • terbukanya kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada semua strata
  • perlindungan dan penghormatan terhadap kebebasan dalam kehidupan beragama
  • masyrakat semakin menghargai waktu, berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aktifitas.
Dampak negatif,
  • adanya disorientasi nilai dan norma
  • perubahan tingkah laku yang memungkinkan untuk menjurus pada perilaku menyimpang
  • adanya degradasi moral yang menuju ke arah westernisasi, seperti hubungan seks diluar nikah (pergaulan bebas), dsb
  • pola hidup konsumtif
  • anggota masyarakat semakin individualistis dan mengesampingkan kepentingan umum
  • muncul konflik sosial, baik vertikal maupun horizontal
  • lembaga-lembaga sosial yang ada tidak dapat berfungsi  secara maksimal akibat adanya konflik antarkelompok, pendukung dan penentang perubahan sosial
  • munculnya krisis multidimensi (ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan) yang mengakibatkan menurunnya legitimasi pemerintah
  • maraknya pengangguran akibat tidak siapnya masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan pola industrilisasi
  • kesenjangan sosial
  • terjadi berbagai bentuk kerusakan lingkungan.

F. Modernisasi dan Globalisasi 

     Modernisasi merupakan suatu proses perubahan sosial dalam masyarakat yang sedang memperbarui dirinya dengan beruhsaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
Bidang-bidang yang telah mengalami gejala modernisasi dan globalisasi, antara lain:
  • bidang pengetahuan dan teknologi,
    kemajuan iptek pasti diikuti oleh banyaknya inovasi baru yang membawa kemajuan baru pula.
  • bidang ekonomi,
    tujuan modernisasi di bidang ekonomi sebenarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, maka dari itu perlu untuk diupayakan sistem ekonomi kerakyatan dengan prinsip kompetisi sehat menuju persaingan global.
  • bidang politik,
    di Indonesia, kita sempat mengalami berbagai fase perubahan, misalnya sejak demokrasi liberal, demokrasi terpimpin dan demokrasi Pancasila. Keberhasilan di bidang politik juga akan diikuti perkembangan sosial politik kemasyarakatan serta tatanan struktur sosial yang teratur.
  • bidang agama,
    modernisasi di sini bukan berarti mengubah hal-hal prinsipal, namun lebih kepada adanya keseimbangan antara dinamika kehidupan dunia dan akhirat. Pembangunan fisik dan non-fisik diperlukan di sini.

     Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat modernisasi antara lain:
  1. Cara berpikir ilmiah dan sudah melembaga terpatri dalam kalangan pemerintahan maupun masyarakat luas.
  2. Sistem administrasi negara berjalan dengan baik, dan benar-benar mewujudkan birokrasi yang profesional.
  3. Sistem pengumpulan data  dalam kondisi baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
  4. Penciptaan iklim yang kondusif terhadap modernisasi
  5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama dalam hal disiplin tinggi
  6. Sentralisasi wewenang dalam perencanaan sosial sehingga tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar